The Sunan Hotel Solo menunjukkan kepedulian yang besar terhadap isu lingkungan. Hotel berbintang empat di Solo ini mendukung gerakan Earth Hour melalui serangkaian kampanye hemat energi. Bertepatan dengan Earth Hour tahun ini yang jatuh pada Sabtu 24 Maret 2018 The Sunan Hotel Solo melakukan pemadaman listrik selama 1 jam pada pukul 20.30 – 21.30 wib di beberapa titik area seperti Lobby, Restaurant, Lampu sorot Gedung Sunan 1 dan 2 dan Parking Area. Earth hour ( jam bumi ) adalah sebuah kegiatan global yang diadakan oleh World Wide Found For Nature (WWF).
Yuwono Supriyo selaku Chief Engineering The Sunan Hotel Solo menyampaikan, Kegiatan ini termasuk agenda rutin yang selalu kami laksanakan di setiap tahun, ini merupakan aksi nyata dan sederhana untuk mengajak semua orang lebih bijak memanfaatkan bumi. Dalam 60 menit ini seluruh perangkat lampu dan elektronik di hotel yang menggunakan energi listrik akan dipadamkan secara maksimal tanpa mengganggu kenyamanan tamu. Dengan senang hati kami juga mempersilakan para tamu yang tertarik untuk turut serta dalam program ini dengan memadamkan lampu kamar atau mengurangi pemakaiannya secara bijak, tuturnya.
Selain ikut berpartisipasi dalam program earth hour, The Sunan juga menyajikan menu makanan ramah lingkungan. Semua menu makanan tersebut sangat sedikit membutuhkan energi listrik, gas dan minyak sehingga aman dikonsumsi bagi tubuh juga lingkungan. Makanan tersebut berasal dari bunga dan biji-bijian, seperti bunga turi, bunga matahari, bunga pepaya, bunga kecomblang serta biji seperti biji kacang tanah, biji kedelai (edamame) dan biji wijen.
Tersaji dua jenis menu makanan yaitu “ Tofu Edamame“ yang berbahan pokok tahu dengan disajikan bersama jamur dan bunga pepaya sebagai makanan utama dan “ Pumkin Panacota “ yang merupakan puding berbahan baku dari labu kuning sebagai makanan penutup. Tofu Edamame ditawarkan diharga Rp 70,000,-/nett dan Rp 25.000,-/nett untuk Panacota yang tersedia di Narendra Restaurant.
Kampanye Earth Hour ala The Sunan Hotel Solo juga mengajak publik untuk melakukan perubahan gaya hidup yang sederhana dan murah dengan menampilkan kreasi busana karya mahasiswa Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta Prodi Batik. Mereka merancang pakaian ramah lingkungan, yaitu pemanfaatan terhadap plastik dan kemoceng tidak terpakai yang di desain ulang menjadi baru. Dengan teknik menjahit dan pola potong langsung menggunakan tangan dimana proses pengerjaan pakaian tersebut menghemat mesin. Selain itu, pada kesempatan ini turut dipamerkan juga hasil produk kerajinan metafora #4 yang terbuat dari kayu berupa anting, jam tangan, dasi dan gayungan. Semua itu merupakan hasil mahasiswa ISI Surakarta. Adapun tujuan dari acara ini adalah untuk mengajak publik untuk melakukan perubahan gaya hidup yang hemat energi, murah dan sederhana.